PIMNAS 2012:
“Piala bergilir kembali ketangan Raja Brawijaya”
Liputan khas dari delegasi Prisma
Pagelaran PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) merupakan ajang yang sangat di buru oleh civitas akademika perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta dari Sabang sampai Merauke, dan salah satunya adalah kampus tercinta kita Universitas Brawijaya. Terbukti dari rajinnya penyelenggaraan perlombaan kepenulisan oleh pihak rektorat (ex: PKM MABA), lembaga riset baik universitas ataupun fakultas juga aktifnya mahasiswa UB sendiri dalam perlombaan kepenulisan baik regional maupun nasional terlebih internasional.
Prisma FP UB sebagai lembaga riset dan kepenulisan fakultas, mengirimkan dua delegasinya, berkesempatan untuk ikut andil di kepanitiaan universitas. Mereka bertugas sebagai tim peliput seluruh pagelaran PIMNAS 25 yang dilaksanakan selama 5 hari di Yogyakarta waktu itu. Dengan tujuan utama untuk bisa mendapatkan segala informasi detail tentang atmosfer PIMNAS untuk nantinya bisa di bagikan kepada civitas akademika yang ada di Universitas Brawijaya terutama Maperta (Mahasiswa Fakultas Pertanian).
Kebanyakan peserta UB yang tergabung dari 24 tim yang ada adalah peserta baru dalam bidang kepenulisan PKM dan lolos didanai dan lolos PIMNAS. Seperti Galuh (PKH/2008), Faridz (FPIK/2009), Irma, Hesti, Kirana (tim PKMM Velmut). Selain itu juga ada peserta dari universitas lain yang baru pertama kalinya ikut di ajang PKM, lolos didanai dan lolos PIMNAS, sebut saja Ismi (UMBY/2009) dan Esti (IKIP Madiun/2010).
Keberhasilan para peserta UB lolos PIMNAS ini tentunya tidak mudah didapat. Beberapa peserta sempat mengutarakan beberapa tips keberhasilan mereka, seperti do’a, kemajuan jelas dari PKM yang mencapai 80% saat monev dikti, tertib administrasi, tegas dalam presentasi, sering latihan. Manajemen tim yang baik juga merupakan salah satu factor keberhasilan, dengan presentase kumpul yang tinggi, komunikasi yang baik, pembagian kerja yang jelas, komitmen yang tinggi, prioritas yang disamakan.
Setelah berbagai persiapan yang dilakukan oleh peserta, dosen pembimbing dan panitia rektorat. Pemberangkatan para peserta untuk berlaga di PIMNAS 2012 Yogyakarta dilakukan pada Minggu malam, persiapan keberangkatan ini bertempat didepan gedung rektorat. Pukul 19.00 satu persatu rombongan berdatangan dan memenuhi lobby gedung. Berlabuh banyak do’a mengiringi keberangkatan kontingen UB menuju laga bergengsi ini. Harapan UB menjadi juara umum menjadi inti dari sekian sambutan dan do’a yang di layangkan dalam persiapan pemberangkatan kala itu. Dengan penuh semangat, teriakan membahana meramaikan sunyinya Brawijaya, keras untaian kata “Satu Kata, Satu Jiwa, Brawijaya, Juara” di elu-elukan oleh seluruh insan akademika Brawijaya yang ada malam itu. Pukul 21.07, kontingen UB berangkat meninggalkan sejenak kota Malang untuk berlaga di ajang bergengsi PIMNAS 2012 Yogyakarta dengan 4 bus dan 4 mobil pribadi.
Sebelum memulai hari dan segala kesibukan, maka sholat dan sarapan di gelar untuk memperkuat niat-memantapkan diri, akhirnya perjalananpun dimulai kembali. sampai pada akhirnya ketika waktu menunjukkan pukul 10.12 tiba di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lokasi digelarnya PIMNAS ke-25.
Agenda awal yang dilakukan di UMY adalah registrasi oleh seluruh peserta, technical meeting dan pawai peserta di Malioboro. Registrasi ini bertujuan untuk pengecekan peserta, pemenuhan perlengkapan administrasi peserta dan pembagian souvenir PIMNAS seperti tas dan pin, dilanjutkan dengan technical meeting oleh panitia di Gd. Fachrudin B Lt. 5.
Hanya saja ternyata ruangan yang ada tidak mencukupi untuk menampung semua peserta dan pembimbing, sehingga pembimbing yang sedari awal sudah duduk manis harus rela keluar meninggalkan ruangan, meski sudah banyak pembimbing keluar, masih saja ruangan yang digunakan tidak mencukupi sehingga banyak para peserta terduduk di lantai. Tetapi pelaksanaan technical meeting tersebut tetap berjalan dengan tertib.
Beberapa info disampaikan dalam technical meeting, terkait kilas balik pelaksanaan seleksi, peraturan-peraturan presentasi dsb. Informasi yang cukup menarik disini adalah terkait kilas balik pelaksanaan pra-PIMNAS, yaitu beberapa indicator tidak lolosnya peserta monev sampai ke PIMNAS, beberapa diantaranya adalah: Tidak ada tandatangan pembimbing, salah format penulisan, tidak ada identitas PKM, tidak terdapat surat kemitraan untuk kerjasama, metodologi yang tidak jelas, keunikan isi dan barang/jasa yang kurang, kurang bermanfaat/tidak mudah diaplikasikan oleh masyarakat, derajat inovasi yang rendah, begitu juga dengan asas kelayakan dan kecukupan, aspek kerjasama serta kualitas manajemen yang dirasa kurang. Menutup hari pertama di Jogja panitia mengadakan acara welcome dinner di keraton Yogyakarta. Banyak peserta yang mengikutinya, tapi ada juga yang lebih memilih beristirahat di asrama.
Hari kedua ialah hari pertama pelaksanaan presentasi. Tetapi sebelum pelaksanaan presentasi dari seluruh cabang PKM dimulai, pagi itu masih ada serangkaian acara pembukaan. Bertempat di Sportorium UMY, acara dibuka dengan sambutan-sambutan. Mulai dari sambutan rector UMY, sambutan Gubernur Yogyakarta Hamengkubuwono X yang diwakili oleh Sekda Yogyakarta dan sambutan sekjen DP2M Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kesemuanya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para peserta yang telah ikut andil dalam pencitraan Indonesia yang kreatif demi terwujudnya bangsa yang mampu bersaing secara global dengan bangsa yang lain. Kemandirian, kreatifitas serta inovasi yang terus dikembangkan adalah way of life, dengan mahasiswa sebagai agent of change yang selalu dituntut peran sertanya dalam pembangunan bangsa, Indonesia membutuhkan pemikiran aktif, inovatif dan berkelanjutan, kesemuanya berada di pundak para mahasiswa.
Berlanjut pembukaan acara yang ditandai dengan pemukulan lesung berisi untaian padi menggunakan alu, dan penancapan gunungan wayang di batang pisang, selain pembukaan acara PIMNAS juga terdapat pembukaan pameran yang ditandai dengan pemotongan tali oleh DP2M Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bersama rector UMY serta sekda provinsi Yogyakarta. Dan di tutup dengan rangkaian tari oleh 50 orang penari dengan berbagai tarian budaya dari berbagai wilayah Indonesia. Konsep kebudayaan Yogyakarta yang menjadi tema besar acara ini tergambar dengan jelas, serta keinginan konseptor acara menjadikan PIMNAS 25 Yogyakarta ini sebagai Indonesia mini diwujudkan dengan indahnya. Beralun dan dihantarkan oleh alunan lagu Yogyakarta sekian penonton yang terdiri dari tamu undangan, peserta, dosen pembimbing sampai dengan masyarakat berlalu meninggalkan tempat pembukaan. Mempersiapkan diri menjalani hari dimana para peserta akan memulai kembali berlaga di ajang PIMNAS, yaitu mempresentasikan kreasi yang sudah lama diperjuangkan sampai dengan di kota Yogyakarta, memenuhi panggilan ajang prestisius yang dinantikan dan didamba banyak civitas akademika bangsa Indonesia.
PIMNAS ke 25 ini diselenggarakan meriah mulai tanggal 9 Juli dengan diikuti 400 tim peserta dengan jumlah kontingen mencapai 1.799 orang. Mengangkat tema “Budaya Inovasi Membangun Karakter Bangsa Mandiri”, kompetisi ini dimulai dengan penyerahan proposal di berbagai kelas inovasi sejak Maret. Selain kompetisi, gelaran ini juga menjadi ajang promosi tiap-tiap kampus yang mengusung inovasi serta hasil riset mereka di berbagai bidang. 400 tim PKM yang berhasil lolos nasional dibagi dalam 18 kelas presentasi yang ada yaitu empat kelas PKM Penelitian, empat PKM Pengabdian Masyarakat, tiga PKM Teknologi, tiga PKM Kewirausahaan, tiga PKM Karsa Cipta dan satu kelas PKM Gagasan Tertulis. Presentasi dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 10-11 Juli.
Menghadapi kelas presentasi banyak peserta yang merasa tegang meski sudah banyak persiapan latihan dan bejibun pengalaman presentasi, ada juga yang memang sudah merasa bisa dengan mudahnya menguasai medan presentasi karena persiapan yang digadang jauh-jauh hari bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Para dosen pembimbing hanya berlabuh di beberapa titik gedung presentasi menunggu tim binaannya menjalankan presentasi, dengan penuh harap dan do’a untuk kelancarannya. Atmosfer presentasi dalam ajang PIMNAS ini memang jauh berbeda dari presentasi dalam keseharian mahasiswa dalam kampus. Panitia PIMNAS mengondisikan presentasi ini se-kondusif mungkin.
Dengan berbagai peraturan presentasi, seperti pengunjung presentasi hanyalah mereka yang memiliki tanda pengenal PIMNAS, dosen pembimbing diperbolehkan masuk hanya jika ruangan mencukupi, tanda pengenal yang dipergunakan oleh peserta adalah tanda pengenal yang berperan ganda, selain sebagai identitas juga sebagai absen electronic, dimana setiap memasuki ruangan presentasi peserta menunjukkan card tersebut dan di dekatka pada detector dan peserta akan otomatis terdata oleh computer.
Selain itu terdapat monitor yang meyuguhkan presentasi peserta dalam ruangan, sehingga pihak-pihak yang tidak bisa memasuki ruangan bisa melihat prosesi presentasi yang sedang berlangsung. Bagi pihak yang akan meliput diharuskan memenuhi segala persyaratan sampai dengan menemui PR3 UMY secara langsung untuk mendapatkan izin memasuki ruangan menggunakan id card pers.
Menyelesaikan presentasi membuahkan kelegaan di hati peserta dari kontingen UB, senang, nyata juga beberapa diantaranya menyatakan ingin cepat-cepat kembali ke Malang bosen ujarnya. Tetapi meski keinginan itu begitu kuatnya tetap saja masih banyak yang ingin memanfaatkan keberadaan mereka di Jogja. Di sela-sela waktu dari rangkaian kegiatan PIMNAS ini banyak yang memanfaatkannya untuk pergi berkeliling Jogja dengan berbelanja atau sekedar jalan-jalan menghabiskan hari sampai agenda selanjutnya.
Hari kamis 13 Juli, merupakan hari terakhir dari pelaksanaan PIMNAS di Yogyakarta. Agenda yang di lakukan hari itu adalah penilaian pameran, sedari pukul 8 sampai dengan jam 12 siang Sportorium lokasi pameran ditutup. Tetapi di jam-jam sebelumnya masih bisa dikunjungi, berbagai persiapan dilakukan. Menata dan mendekorasi seindah dan semenarik mungkin stand pameran, dengan penyaji pameran yang banyak dengan penampilan yang berbeda seperti mengenakan baju adat, atau berpenampilan serapi mungkin. Meski waktu berkunjung hari itu sangat minim tetapi antusiasme penonton jelas terlihat dengan memenuhi lokasi pameran.
Sehingga dihari itu banyak yang mengisi kegiatan dengan berjalan-jalan keliling kota Jogja, membeli oleh-oleh, melihat-lihat bazaar yang berada di sisi gedung, atau memilih beristirahat di penginapan. Sampai pada akhirnya dimalam itu ialah malam penutupan acara PIMNAS, bus kontingen UB yang sudah datang sedari jam 4 sore sudah bersiap disamping penginapan, seluruh peserta sudah bersiap membereskan barang bawaannya meski masih ada beberapa yang berada diluar kampus berbelanja. Selepas maghrib seluruh kontingen UB sudah bersiap dalam bus dan menuju Sportorium tempat penutupan.
Ba’da Isya’ seluruh peserta dan rombongan serta undangan sudah berkupul di lokasi penutupan. 97 universitas dengan seragam yang mereka kenakan memberikan kesan perbedaan tetapi menjadi satu dalam suasana sayonara yang indah malam itu, Bhineka Tunggal Ika. Meriah dan sangat membahana suasana malam itu. Acara ini adalah puncak dari persiapan yang sudah dipersiapkan 6 bulan sebelumnya, dipersiapkan sebaik mungkin, dipersiapkan baik oleh panitia dosen atau mahasiswa dengan koordinasi yang erat dengan harap terselenggaranya acara ini dengan sebaik-baiknya. Dan tentunya acara yang di konsep budaya local, jati diri Jogja kental terasa, dan perwujudannya berhasil disuguhkan baik melalui design acara, makanan, music, busana sampai alat transportasi.
Puncak acara penyelenggaraan PIMNAS Yogyakarta ini dibuka dengan laporan berita acara dari panitia PIMNAS, dan dilanjutkan dengan sambutan dari rector UMY dan Jendral DP2M Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Rangkaian acara penutupan dengan hiburan paduan suara diiringi oleh sunshine voice symphony orchestra & wayang popular diiringi kombinasi music gamelan dan music modern. Wayang popular itu bercerita tentang lakon “Bima Suci” yaitu cerita tentang seorang pemuda yang mencari air kesucian Pewitosari dan pada akhirnya menemukan air kesucian itu di tengah samudra. Maknanya sarat isi dengan perjuangan peserta mulai dari pengumpulan proposal, pelaksanaan kerja selama 4 bulan, berbagai presentasi dari tingkat fakultas-universitas sampai dengan monev Dikti, lolos PIMNAS ke-25 dan berlaga di Yogyakarta.
Sampai pada saat yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman pemenang. Suasana berubah hening, semua mata memusatkan pada satu pandangan, yaitu slide presentasi yang berisi nama-nama pemenang, satu persatu di sebutkan. Setiap nama dan instansi yang disebutkan disambut dengan gemuruh yel-yel dari seluruh kontingen yang merasa nama dan instansinya di gemakan. Pengumuman dimulai dari pengumuman pemenang non-PKM seperti lomba kaligrafi, lomba karikatur, lomba debat bahasa Arab dan masih banyak lagi. Perlombaan ini memang sengaja dilaksanakan oleh panitia untuk meramaikan pelaksanaan PIMNAS di Yogyakarta kala itu. Bersela dengan penampilan wayang, pengumuman pemenang lomba poster diumumkan, didalamnya UB meraih 2 medali emas, 5 perak dan 2 perunggu memang masih dibawah dari perolehan ITS, dan presentase nilai dari kemenangan ini adalah 20% dan 80% dari presentasi. Pengumuman teakhir adalah pemenang dari presentasi, nilai fantastis didapatkan UB dari cabang ini. UB meraih 6 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Sehingga kalkulasi akhirnya adalah UB meraih 8 emas, 7 perak dan 3 perunggu, hasil inilah yang akhirnya mengantarkan UB sebagai juara umum untuk ke-3 kalinya. Piala Adhikarta Kerta Widya kembali ke tangan Raja Brawijaya. Kepala Bagian Kemahasiswaan Universitas Brawijaya (UB) Malang, Pak Zuchro Wardi mengaku bangga atas keberhasilan mahasiswanya menjuarai Pekan Ilma Nasional (Pimnas) XXV yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Bahkan, dia tidak menyangka bakal menjuarai Pimnas tahun ini.
Pak Zuchro merasa terkejut atas kemenangan ini karena kontingen yang turut dalam ajang bergengsi itu hanya berjumlah 24 tim. Jumlah itu masih berada di bawah dengan kontingen yang berasal dari Universitas peserta Pimnas XXV lainnya. “Yang terpenting itu tidak boleh sombong. Setelah mendapat bekal pengalaman itu, mereka jauh lebih siap untuk berlaga. Ya kita bersyukur dinobatkan juara umum,” ujarnya menambahkan. Sementara beberapa tim dari perguruan tinggi yang sebelumnya diunggulkan hanya bisa meraih posisi papan tengah. UGM, yang adalah juara umum pada PIMNAS tahun sebelumnya hanya meraih posisi kesembilan. Institut Teknologi Bandung di peringkat keempat belas. Sedangkan ITS mendapat hasil lebih baik di peringkat ketiga dan tuan rumah UMY meraih peringkat kesebelas. UB dengan 24 timnya berhasil mengungguli sejumlah perguruan tinggi yang lebih diunggulkan karena mengirimkan lebih banyak tim seperti IPB, ITS dan juara umum tahun lalu, UGM. Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengirim 31 tim berada di peringkat ke-2, ITS berada satu peringkat di bawahnya meski meloloskan 41 tim. UB bahkan menyapu bersih penghargaan setara emas di semua kelas kategori PKM Penelititan pada penilaian presentasi sehingga total memperoleh enam penghargaan setara emas, unggul satu angka dari IPB.
Kebahagiaan tak terkira tersirat dari raut wajah seluruh rombongan kontingan UB. Kontingen UB tanpa terkecuali menikmati dan meluapkan kegembiraan dengan menggemakan untaian kata “Satu Kata Satu Jiwa Brawijaya Juara!!!”, menyanyikan yel-yel ber-genre Aremania dan puas menampakkan wajah berseri di depan kamera para awak media yang menyerbu menggali informasi dari orang-orang penting dalam rombongan. Kemeriahan puncak acara PIMNAS di tengah malam itu dengan hiasan langit bertabur bintang yang ditambah dengan gemerlapnya warna-warni kembang api, menghantarkan beberapa kontingen yang sudah bersiap kembali ke daerah masing-masing. Sampai pada detik dimana kota Malang memang-manggil para jawara, pejuang pengharum namanya, segala kegiatan di Jogja harus disudahi dan kembali, rombongan kontingen UB sudah harus kembali.
Siang itu (13 Juli 2012), ketika banyak orang sedang bersiap menjalankan ibadah sholat Jum’at, rombongan sampai di kota Malang dan melaksanakan sholat jum’at. Selepas itu rombongan kembali menjalankan roda-roda busnya menuju Universitas dengan kawalan polisi. Sesampainya di universitas rombongan disambut dengan tarian seni kuda lumping dan berjalan menuju gedung rektorat disambut oleh siswa-siswi BSS serta ibu-ibu dharma wanita, staff kerja rektorat, terlebih secara langsung pimpinan universitas sendiri Bpk. Yogi Sugito tidak ingin ketinggalan menyambut wajah-wajah mahasiswanya yang telah membawa kembali piala Adhikarta Kerta Widya dengan wajah penuh bangga. Bapak rector dengan hangat menyambut tangan-tangan generasi cemerlangnya dengan mengalungkan untaian bunga nan cantik dan mengiringnya masuk kedalam rektorat untuk menyantap makan siang bersama-sama. Selesai menyantap makan siang dan mengurai indahnya haru biru, sambutan demi sambutan dimulai. Diawali dengan berita acara yang disampaikan oleh PR3, menyampaikan segala sesuatuhal men genai pelaksanaan pra-PIMNAS sampai dengan pasca PIMNAS. Beliau menyampaikan berbagai informasi dengan data sebagai berikut:
Tingkat |
∑ Proposal yg diajukan |
∑ Proposal yg didanai |
∑ Proposal yg lolos PIMNAS (tim) |
1 |
UNES (>5000) |
ITS |
ITS (41) |
2 |
ITS (4900) |
UGM |
IPB (31) |
3 |
UGM (>3000) |
IPB |
UGM (29) |
4 |
IPB (>3000) |
UB (319) |
UB (24) |
5 |
UB (1053) |
|
|
Perolehan Medali oleh kontingen UB |
Kategori |
Poster |
Presentasi |
Jumlah |
Emas |
2 |
6 |
8 |
Perak |
5 |
2 |
7 |
Perunggu |
2 |
1 |
3 |
Jumlah |
18 |
Reward kontingen |
Kategori |
Dosen Pembimbing |
Mahasiswa |
Emas |
Rp. 10 jt +25% |
Rp. 10 jt + 50% |
Perak |
Rp. 7,5 jt +25% |
Rp. 7,5 jt + 50% |
Perunggu |
Rp. 5 jt +25% |
Rp. 5 jt + 50% |
Non |
Rp. 2,5 jt +25% |
Rp. 2,5 jt + 50% |
Beliau juga sempat menuturkan perihal prestasi ini merupakan bukti bahwa atmosfer akademik di Brawijaya memang luar biasa, dan hal ini tentunya diharapkan bisa terus dipertahankan. Kemenangan ini menambah cemerlangnya tahun keemasan Brawijaya, karena di tahun ini Brawijaya akan ber-Dies ke 50 tahun yang merupakan tanda bukti keemasan. Pak Ainur Rasyid juga mengharapkan adanya kebijakan dari pihak fakultas guna penghargaan kepada mahasiswa yang sudah berperan aktif dalam kepenulisan ilmiah seperti pembebasan PKL, perhitungan setara sekian SKS, bahkan bebas TA (Tugas Akhir).
Selanjutnya Pak Rektor memberikan sambutannya, diawali dengan untaian kata “Piala Adhikarta Kerta Widya kembali ke tangan Raja Brawijaya” dan disambut gemuruh tepuk tangan semua orang yang ada disana kala itu. Berikut dengan penghargaan atas prestasi yang membanggakan dan menyetujui pernyataan PR3 mengenai atmosfer akademik kampus yang sungguh unggul dan baik luar biasa. Hanya melalui kerja keras dan doa, keberhasilan bisa di capai, selamat dan terimakasih atas perjuangan kontingen indah kebersamaan, keluarga satu Brawijaya Juara, lanjutnya. Keemasan Brawijaya semakin merona dan cemerlang dengan diraihnya kembali piala bergilir PIMNAS. Hal ini juga sudah dilengkapi dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih oleh Brawijaya, termasuk didalamnya terpilihnya Brawijaya sebagai universitas terbesar dan terbaik di Indonesia terbukti dari liputan media luar negeri ke Universitas Brawijaya atas usulan dari kementrian Pendidikan Indonesia kepada pihak luar negeri yang ingin meliput Universitas terbaik di Indonesia, selain itu didapatnya gelar kampus prima olahraga, prima seni dan prima akademik. Pesan beliau adalah “Mempertahankan jauh lebih sulit dibandingkan meraih, pertahankan dan bimbing generasi selanjutnya untuk mempertahankan prestasi membanggakan ini”. Tambahnya sebelum menutup sambutan bapak rector berkenan menyampaikan tambahan bagian keuangan bahwa reward untuk mahasiswa akan ditambah 50% dan untuk dosen akan ditambah 25% dari jumlah yang sudah disebutkan diatas. Tepuk tangan gemuruh meramaikan bumi Brawijaya, bak gayung bersambut satu sama lain berpelukan berteriak kegirangan.
Serangkaian acara penyambutan selesai sudah, tapi kegembiraan yang sudah tertoreh dalam tidak surut meski senja hari mulai datang. Seluruh yang hadir hari itu bergerak keluar gedung dan saling salam-salam bukti keterbukaan antar satu sama lain dan bergerak ke rumah, kosan atau kontrakan masing-masing untuk beristrahat melepas segala lelah atau bergerak bercerita mengisahkan segudang pengalaman yang sudah didapatkan.
Semoga kebahagiaan dan kebanggaan ini bisa terus dipertahankan, kebersamaan keluarga yang hangat sarat dengan aroma prestasi. Tiada pernah terhenti usaha dan do’a di galakkan oleh seluruh insan Brawijaya, tiada pernah terhenti kaki melangkah meski aral melintang dengan luasnya, meski cuaca sulit ditebak maunya, meski persaingan semakin ketat adanya tetapi perjuangan Brawijaya menjadi Juara Sejati akan terus bergema. Bertoreh penuh pasti tidak hanya sekedar kata-kata, tapi bertoreh pasti dengan bukti nyata. SATU KATA SATU JIWA BRAWIJAYA JUARA!!! JUARA!! (rfs, 2012)
Untuk PIMNAS tahun ini persiapan yang digadang oleh universitas sendiri cukup matang seperti yang di tuturkan beberapa mahasiswa UB yang lolos sebagai peserta PIMNAS 2012. Ayu (FK/2009) menyatakan karantina peserta selama 3 hari 2 malam menjelang keberangkatan ke Jogja itu cukup efektif, karena didalamnya terdapat beberapa agenda seperti pelatihan pembuatan ppt, pelatihan presentasi dan tanya jawab serta pelatihan pembuatan poster yang baik dan benar oleh tim ahli di bidangnya. Hanya saja menurutnya masih banyak sela kosong yang tak termanfaatkan selama karantina (kurang ketat, red) sehingga diharapkan kedepannya bisa benar-benar termanfaatkan dengan baik atmosfer karantinanya. Berbeda halnya dengan Faridz (FPIK/2009) yang merasa karantina itu sudah sangat cukup pelaksanaannya selama tiga hari.
Related
Leave a Reply